Melaksanakan Kewajiban-Kewajiban Dalam Islam

Melaksanakan Kewajiban-Kewajiban Dalam Islam

Sesungguhnya Allah -Azza Wa Jalla- telah menetapkan syariat untuk kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Barangsiapa yang menerapkannya dalam seluruh sisi kehidupannya, niscaya akan menjadi sebab kebahagian untuknya dan akan mengantarkannya masuk ke dalam surga.

Namun terkadang sering kali kita bermaksud untuk keluar dari batasan Allah -Ta’ala-, padahal syariat itu dimaksudkan agar hidup kita tidak berantakan. Oleh karena itu, Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- memerintahkan kita untuk tetap bertahan di atas syariat-Nya dan berhati-hati dari jebakan hawa nafsu. Allah -Azza Wa Jalla- berfirman,

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jatsiyah: 18)

Maka Allah -Ta’ala- menurunkan aturan dan syariat-Nya agar hidup kita seimbang dan tentram. Barangsiapa yang melaksanakan segala kewajiban dalam Islam yang dibebankan kepadanya, maka ia akan masuk ke dalam surga.

Dari Thalhah bin Ubaidillah, bahwa seorang laki-laki Najd datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kepala penuh debu. Kami mendengar suaranya tetapi tidak mengerti apa yang ia ucapkan, hingga ia mendekat kepada Rasulullah. Kemudian dia menanyakan tentang Islam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Shalat lima waktu dalam sehari semalam.” Kemudian ia bertanya, “Apakah ada lagi selain itu?” Rasulullah pun menjawab, “Tidak. Kecuali jika engkau suka mengerjakan shalat sunnah.” Kemudian Rasulullah meneruskan ucapannya, “Dan puasa Ramadhan.” Orang tersebut bertanya lagi, “Adakah selain itu?” Nabi menjawab, “Tidak, kecuali engkau mau berpuasa sunnah.” Kemudian Rasulullah menyebutkan, “Dan zakat.” Orang tersebut bertanya lagi, “Adakah selain itu?” Rasulullah pun menjawab, “Tidak, kecuali engkau suka berbuat sunnah.” Kemudian orang itu pergi sambil berkata, “Demi Allah, tidak akan kutambah dan kukurangi apa yang engkau sebutkan itu.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dia pasti beruntung jika ia benar-benar menepati perkataannya.” Dalam riwayat yang lain,”jika ia jujur, maka ia akan masuk surga” [Muttafaqun ‘alaihi]

Dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdillah Al-Anshori -Radhiyallahu ‘anhu- ia berkata,

أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَةَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَعَمْ»

“Nu’man bin Qauqal datang kepada Rasulullah -sholallahu ‘alaihi wa sallam- lalu berkata, “Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan saya tidak menambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ?. Beliau bersabda, “Ya”. [HR Muslim (16)]

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang yang melaksanakan kewajiban dan menjauhi apa-apa yang diharamkan maka akan masuk surga. Bahkan dengan menunaikan kewajiban agama ini menjadi jaminan baginya untuk dimasukkan ke surga. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَبِرَسُوْلِهِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يُدْخَلَهُ الْجَنَّةَ، جَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَوْ جَلَسَ فِيْ أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيْهَا

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan berpuasa pada bulan Ramadhan, maka sungguh Allah akan memasukkannya ke dalam Surga, baik ia berjihad di jalan Allah atau hanya diam dan tinggal di tempat kelahirannya.” [HR. Muslim (15)]

Jadi, apabila seorang muslim mengerjakan kewajibannya yang didasari dengan keikhlasan kepada Allah Azza wa Jalla dan ittiba’ kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- serta menjauhkan dirinya dari apa-apa yang diharamkan, maka itu akan menjadi jalan baginya untuk masuk ke dalam surga.

Sumber: [Mujibaatul Jannah fii Dhauis Sunnah karya Dr. Abdullah bin Ali Al-Ja’itsan  (hal. 11 – 12)]

_________________________________

Ustadz Abu Dawud Ilham Al Atsary hafizhahullah

(Pengasuh Buletin Madrosah Sunnah Makassar)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )