Hukum Memberi Ucapan Selamat Tatkala Ramadhan Tiba

Hukum Memberi Ucapan Selamat Tatkala Ramadhan Tiba

Pertanyaan :
“Wahai syeikh yang mulia, apakah ada ucapan selamat terkait dengan masuknya bulan ramadhan ? Dan jika orang yang memberikan ucapan selamat kepadaku, bagaimana saya menjawabnya ?, semoga Allah membalas anda dengan kebaikan”.

Jawaban :

“Telah ada riwayat dari para pendahulu yang sholih (salaf), bahwa sebahagian mereka saling memberikan ucapan selamat kepada yang lainnya, tatkala ramadhan telah masuk, hal ini tidak mengapa, misalnya dengan berkata :” syahrun mubarak” (bulan yang berkah), atau “baarakallahu laka fii syahrika” (semoga Allah memberkahimu pada bulan-ramadhan-ini), atau ucapan yang semakna dengan itu. Dan hendaknya membalas ucapan tersebut dengan ucapan yang semisalnya, seperti dengan ” wa laka bi mitsli hadza” (dan bagi anda juga seperti itu), atau “wa huwa mubarakun alaih “(dan itu keberkahan atasnya), ataupun ucapan lainnya yang bisa mewujudkan perasaan nyaman terhadap si pemberi ucapan selamat”.

(Al-Allamah Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah, Al-Liqous Syahri : 70)

 

Pertanyaan :
“Tatkala bulan ramadhan tiba, kami mendengarkan banyak orang yang saling memberi ucapan keberkahan untuk menyongsong ramadhan, ucapan mereka : “mabrukun alaika syahr ramadhan” (Diberkahi atasmu bulan ramadhan), apakah hal ini ada landasannya dalam syariat ?.”

Jawaban :
“Tidak mengapa saling memberi ucapan selamat tatkala ramadhan tiba, karena kebiasaan Nabi sallalahu alaihi wasallam menyampaikan berita gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan ramadhan, serta memotivasi mereka agar bersungguh-sungguh beramal sholih dibulan tersebut.

Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. [QS. Yunus : 58].

Maka memberi ucapan selamat tatkala bulan ramadhan tiba, dan bergembira menyambut bulan tersebut menunjukkan semangat yang tinggi terhadap kebaikan. Kebiasaan para pendahulu yang sholih, mereka menyampaikan berita gembira akan datangnya bulan ramadhan, sebagai bentuk meneladani Nabi sallalahu alaihi wasallam, sebagaimana disebutkan dalam hadits Salman Al-Farisi radiyallahu anhu yang panjang :

“Wahai sekalian manusia, sungguh bulan yang agung dan diberkahi telah menaungi kalian.” [Riwayat Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya [III/191], Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman [III/305], Al-Harits bin Usamah dalam Musnadnya [I/412], dan selainnya. Didha’ifkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Adh Dha’ifah [II/262]]

(Al-Allamah, DR. Sholih bin Fauzan hafidzahullah, Sumber Fatwa : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/7452)

 

Pertanyaan :
“Apa hukum menyambut bulan Ramadhan, menyampaikan kabar gembira serta mengucapkan selamat akan kedatangannya kepada sahabat dan teman-teman ?”

Jawaban :
“Ramadhan adalah bulan yang agung, bulan yang diberkahi, yang kaum muslimin bergembira dengannya. Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat beliau bergembira dengannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberi kabar gembira kepada para shahabat akan kedatangannya. Jika kaum muslimin bergembira dan saling menyampaikan berita gembira tersebut, serta memberi ucapan selamat diantara mereka, maka tidak mengapa. Sebagaimana hal itu dilakukan oleh para pendahulu yang sholih, karena Ramadhan adalah bulan yang agung, bulan yang diberkahi, yang seseorang pantas untuk bergembira dengannya. Sebab di bulan itu ada penghapusan kejelekan, pengguguran dosa, serta berlomba-lomba dalam berbagai macam kebaikan dan amalan shalih yang lain”.

(Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, Sumber Fatwa : http://www.binbaz.org.sa/noor/9827)

___________________

Ustadz Hilal Abu Naufal Al Makassary Hafizhahullah
(Pengasuh Pondok Pesantren Darul Furqon Palopo)

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )