
Kisah 3 Orang Yang Terperangkap Di Dalam Gua (Seri 03)
قَالَ الآخر: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانتْ لِيَ ابْنَةُ عمٍّ كانتْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيَّ”وفي رواية: “كُنْتُ أُحِبُّهَا كَأَشد مَا يُحبُّ الرِّجَالُ النِّسَاءِ، فَأَرَدْتُهَا عَلَى نَفْسهَا فَامْتَنَعَتْ مِنِّى حَتَّى أَلَمَّتْ بِهَا سَنَةٌ مِنَ السِّنِينَ فَجَاءَتْنِى فَأَعْطَيْتُهِا عِشْرينَ وَمِائَةَ دِينَارٍ عَلَى أَنْ تُخَلِّىَ بَيْنِى وَبَيْنَ نَفْسِهَا ففَعَلَت، حَتَّى إِذَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا”وفي رواية: “فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْليْهَا، قَالتْ: اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَفُضَّ الْخاتَمَ إِلاَّ بِحَقِّهِ، فانْصَرَفْتُ عَنْهَا وَهِىَ أَحَبُّ النَّاسِ إِليَّ وَتركْتُ الذَّهَبَ الَّذي أَعْطَيتُهَا، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعْلتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ، فانفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ غَيْرَ أَنَّهُمْ لا يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهَا.
Kemudian lelaki lain berkata, “Ya Allah, aku memiliki gadis sepupu; dia seorang manusia yang sangat aku cintai” –dalam sebuah riwayat- “Aku mencintainya seperti laki-laki yang sangat mencintai wanita, lalu saya menginginkan dirinya tapi dia menolak. Hingga dia mengalami kesulitan selama setahun. Lalu dia mendatangiku (meminta pertolongan) dan aku memberinya seratus duapuluh dinar dengan syarat ia merelakan antara dirinya dan diriku, dan ia pun mau. Sehingga aku mampu melakukan (apa saja) padanya” –dalam riwayat lain- “pada saat aku duduk di antara dua kakinya, dia berkata, “Takutlah kepada Allah dan jangan masukkan cincin kecuali dengan haknya”.(maksudnya jangan berzina) Aku lalu pergi meninggalkannya padahal dia adalah manusia yang sangat aku cintai, dan aku tinggalkan emas yang telah aku berikan itu. Ya Allah, jika aku melakukan hal itu karena mengharap ridho-Mu maka bukalah batu yang ada pada kami”. Maka batu itu terbuka namun mereka belum dapat keluar darinya…
Kemudian orang yang kedua pun berdoa kepada Allah -Azza Wa Jalla- . ia mengungkapkan bahwa dahulu ia memiliki sepupu perempuan (anak pamannya) yang ia jatuh cinta padanya. Ia sangat menyukai dan mencintai anak pamannya itu dengan cinta yang mendalam.
Tatkala nafsu setan menguasai hatinya, ia pun mengajak dan merayu sepupunya untuk melakukan hubungan yang terlarang yaitu zina. Akan tetapi wanita itu menolak dan menjaga kesucian dirinya.
Hal ini memberikan kita pelajaran besar, bahwa nafsu yang diperturutkan akan menggiring pelakunya dalam jurang kebinasaan. Hawa nafsu akan menghasung pemiliknya untuk mengejar dan memenuhi tuntutannya meskipun hal itu mendatangkan kepedihan di dunia dan di akhirat. Nafsunya akan membutakan mata dan hatinya karena ia tidak lagi memiliki rasa malu dan kehilangan akal sehatnya. Sehingga rela mendapatkan kenikmatan sesaat (zina) dan menukarnya dengan kepedihan dan penyesalan di dunia dan di akhirat.
Terkandung pula pelajaran tentang sifat wanita yang mulia adalah menjaga diri dan kehormatannya. Sebab seorang muslimah ibarat batu permata yang penuh harga diri. Permata itu ditempatkan di tempat khusus dan dilindungi berbagai alat pengaman. Hanya orang tertentulah yang bisa melihat dan menyentuhnya secara langsung. Akan tetapi, kondisi muslimah di zaman sekarang sungguh sangat memprihatinkan. Tatkala mereka menanggalkan hijab kemuliaan menuju pada pakaian ala barat yang menghinakannya. Sehingga mengajak kaum adam untuk jatuh ke dalam jebakan-jebakan setan yang terkutuk.
Lalu berselang setahun, wanita itu pun dilanda kefakiran dan hajat yang sangat mendesak. Ia pun datang meminta bantuan kepada sepupu laki-lakinya tersebut untuk menolongnya memberi pinjaman 120 dinar. Melihat hal ini sebagai suatu kesempatan, maka laki-laki tersebut menawarkan bantuan bersyarat yaitu agar wanita itu mau menyerahkan dirinya kepadanya. akhirnya wanita itu merelakan dirinya terjatuh dalam zina karena kondisi darurat. walaupun hal itu tidak diperbolehkan, akan tetapi itulah yang terjadi.
Ketika laki-laki itu sudah bersiap melakukan perbuatan haram tersebut dan tidak ada lagi yang menghalangi dirinya, maka wanita tersebut mengucapkan suatu kalimat yang ajaib lagi mulia, “Takutlah kepada Allah dan jangan masukkan cincin kecuali dengan haknya”. Yaitu agar engkau tidak menempuh jalan perzinahan yang ia adalah maksiat kepada Allah -Subhana Wa Ta’ala- . Ternyata ucapan itu merasuk ke dalam hatinya sehingga melahirkan rasa takut kepada Allah -Azza Wa Jalla- akan dosa dan kemurkaan-Nya. maka ia pun berdiri dan meninggalkan uang dan wanita tersebut ikhlas karena Allah, padahal wanita itu adalah orang yang sangat ia cintai dan inginkan.
Akhirnya karena keikhlasannya dalam beramal, Allah -Azza Wa Jalla- mengabulkan doanya dan batu itu pun bergeser lagi sedikit akan tetapi belum bisa dilewati.
Oleh karena itulah, seorang muslim hendaklah berhati-hati dari zina dan segala jalan yang mendekatkan dirinya kepada zina seperti pacaran. Sebab pacaran di hari ini bukan sekedar simbol untuk saling mengenal tapi upaya pelampiasan nafsu seksual yang tertunda. Sudah banyak berita anak gadis yang hamil di luar nikah bahkan yang lebih mengerikan adalah zina dianggap suatu yang lumrah dan biasa dalam suatu hubungan –Na’udzubillahi min dzalik-.
Makanya, sangatlah mengherankan jika seorang muslim membiarkan anaknya berpacaran. Sebab pada hakekatnya ia membiarkan buah hatinya terperosok ke dalam lembah dosa dan kehancuran.
Karenanya Allah -Azza Wa Jalla- mengingatkan untuk menjauhi zina dalam firman-Nya,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)
FAEDAH HADITS :
- Wajibnya meninggalkan maksiat dengan menghilangkan segala sebab yang mengantarkan pada maksiat tersebut.
- Dorongan untuk menjaga kehormatan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan haram -dalam keadaan mampu melakukan maksiat tersebut serta berkeinginan untuk melakukannya-. [Lihat Bahjatun Nadzirin hal. 49]
- Diantara amalan yang paling utama dan akan mendapatkan pahala yang besar adalah meninggalkan zina karena Allah. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat,
وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ
“seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” [HR. Bukhori (660) Muslim (91)] [Lihat Syarah Riyadhus Sholihin karya Syaikh Al –‘Utsaimin -Rahimahullah- (hal. 82)]
__________________________________
Ustadz Abu Dawud Ilham Al Atsary hafizhahullah
(Pengasuh Buletin Madrosah Sunnah Makassar)